KEANEKARAGAMAN HAYATI ( BIODIVERSITAS)
A. Pengertian Biodeversitas :
- Keanekaragaman hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk,penampilan, jumlah dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup.
- Atau keanekaragaman makhluk hidup menunjukan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah.
- Menurut UU No 5 tahun 1994, Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan,lautan dan ekosistem aquatik lainnya, serta komplek ekologi yang merupakan bagian dari keaneka`ragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan ekosistem.
B. Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaraman hayati terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, spesies dan ekosistem.
- Keanekaragaman gen adalah variasi susunan gen (pembawa sifat keturunan) dalam satu spesies, yang akan menimbulkan varietas. Contoh berbagai varietas kucing (kucing anggora, kucing balinase, kucing siam, kucing persia) , berbagai varietas buaya ( buaya nuara, buaya sapit), dan berbagai varietas jeruk (jeruk nipis, jeruk ponti, jeruk bali, jeruk lemon dll)
2. Keanekaragaman spesies/jenis, adalah Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat. Contohnya di Taman Nasional Tanjung Puting terdapat berbagai macam spesies seperti orang utan, bekantan,buaya, burung, babi, rusa, kancil, burung, kantung semar, tumbuhan paku, meranti ,dll.
3. Keanekaragaman Ekosistem, adalah : berbagai macam bentuk interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotiknya. Contoh ekosistem adalah ekosistem perairan ( laut, terumbu karang, sungai), dan ekosistem darat ( bioma hutan hujan tropis, bioma gurun, bioma sabana , bioma padang rumput ( stepa),bioma tundra dan bioma taiga). Masing-masing ekosistem memiliki jenis flora dan fauna yang berbeda dengan faktor lingkungan abiotik yang berbeda juga. Contoh pada bioma hutan hujan tropis seperti di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), terdapat berbagai macam tumbuhan (ulin, ramin, gaharu, kantong semar, tumbuhan paku, dll) dan berbagai jenis hewan seperti pada gambar di atas).
C. Manfaat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati sangat bermanfaat sebagai sumber pangan, sandang dan papan, sumber obat dan kosmetik, serta mengandung nilai budaya.
- Sebagai sumber pangan : beras, padi,jagung,sagu,umbi (sebagai makanan pokok dan sumber karbohidrat), berbagai jenis hewan (ayam, sapi, rusa, ikan , udang dll sebagai sumber protein), kunyit, daun pandan (untuk pewarna alami), bayam, katuk, sawi, lombok, tomat, dll sebagai sayuran dan sumber vitamin.
- Sebagai sandang dan papan : kapas, rami, kulit kayu, serta ulat sutra digunakan sebagai bahan baku membuat berbagai perlengkapan, dan berbagai jenis kayu dapat dijadikan sebagai bahan bangunan.
- Sebagai sumber obat dan kosmetik : berbagai jenis bunga seperti mawar, melati, kenanga, cendana untuk pewangi pakaian, sedangkan untuk obat- obatan misalnya daun sirsak (sangat baik untuk oabat kanker , tumor dan kolesterol), kunyit putih, daun sirih (sebagai antibiotik alami ), dll.
- Sebagai nilai budaya : berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang sering dimanfaatkan dalam acara keagaman adalah sapi, kambing (untuk hewan kurban ), babi, kelapa, melati, cemara, cendana dll.
D. Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Sebagai negara kepulauan, pulau-pulaunya memiliki spesies endemik, artinya terdapat spesies lokal, unik dan hanya ditemukan di daerah atau pulau tertentu. misal
- Anoa dataran rendah (Bubalus depsessicornis) endemik sulawesi
- Burung kakatua putih (Cacatua alba) endemik maluku utara
- Macan dahan (Neofelis diardi) endemik Sumatra dan Kalimantan
- Owa-owa (Hyllobates muellery) endemik kalimantan
5. Urang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus)
Penyebaran flora dan fauna di Indonesia tergantung pada posisi geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua Asia dan Australia dan tepat di khatulistiwa. Jadi Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia.
Penyebaran flora di Indonesia dapat dilihat pada berbagai bioma yang tersebar diberbagai daerah seperti :
Penyebaran flora dan fauna di Indonesia tergantung pada posisi geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua Asia dan Australia dan tepat di khatulistiwa. Jadi Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia.
Penyebaran flora di Indonesia dapat dilihat pada berbagai bioma yang tersebar diberbagai daerah seperti :
- Daerah hutan hujan tropis yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jawa Barat bagian selatan.
- Daerah hutan musim yang terdapat di Pulau jawa , misalnya pohon jati dan cemara
- Daerah sabana, terdapat di madura, dataran tinggi gayo (aceh).
- Padang rumput (stepa), terdapat di pulau sunba, sumbawa, flores dan timor.
Penyebaran fauna , dapat di lihat pada batas antara garis Wallace dan Weber.
Garis Wallace adalah : garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian Barat dengan bagian tengah. garis ini dibuat oleh Alfred Russel Wallace, ahli zoologi Inggris.
Garis Webwe adalah : garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian bagian tengah dan bagian Timur.
Weber adalah ahli zoologi jerman. Pulau Sulawesi merupakan pulau peralihan.
Berdasarkan garis pemisah fauna Wallace dan Weber, Indonesia terbagi menjadi 3 wilayah fauna, yaitu
Garis Wallace adalah : garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian Barat dengan bagian tengah. garis ini dibuat oleh Alfred Russel Wallace, ahli zoologi Inggris.
Garis Webwe adalah : garis yang memisahkan jenis fauna Indonesia bagian bagian tengah dan bagian Timur.
Weber adalah ahli zoologi jerman. Pulau Sulawesi merupakan pulau peralihan.
Berdasarkan garis pemisah fauna Wallace dan Weber, Indonesia terbagi menjadi 3 wilayah fauna, yaitu
- Fauna tipe Asiatis ( Indonesia bagian barat : Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali bagian barat).
- Fauna tipe peralihan Australia-Asiatik (Sulawesi dan kepulauan Nusa tenggara bagian tengah).
- Fauna tipe Australialis ( Papua dan Kepulauan Aru bagian timur.
perhatikan peta wilayah fauna Indonesia,menurut Wallace dan Weber :
E. Punahnya Keanekaragaman Hayati
Sampai sekarang ini, keanekaragaman hayati semakin terancam keberadaanya, bahkan banyak spesies flora dan fauna yang jumlahnya terus mengalami penurunan, hingga berada pada tingkat yang mencemaskan, yaitu kepunahan. Adapun penyebab kepunahan keanekaragaman hayati adalah :
- Fragmentasi dan hilangnya habitat, adalah mengambil sebagian habitat dari makhluk hidup untuk dialih fungsikan, sehingga dapat erusak habitat aslinya. contoh pembuatan bendungan di sungai, justru merusak sbagian besar habitat sungai.
- Introduksi spesies, adalah suatu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah memiliki spesies lokal. contoh penggunaan padi unggul menyebabkan punahnya padi tradisional.
- Eksploitasi berlebihan, yaitu mengambil sumber daya alam secara besar-besaran, habis-habisan bahkan sampai titik kepunahan.
- Pencemaran tanah, air dan udara
- Perubahan iklim global, yang menyebabkan naiknya suhu di bumi
- Industrialisasi Kehutanan dan Pertanian, merupakan program pemuliaan tanaman modern
F. Upaya Pelestarian/ Konservasi Keanekaragaman Hayati
Konservasi sumber daya hayati di Indonesia diatur dalam UU No.23 tahun 1997, tentang pengelolaan lingkungan hidup, dengan azaz pengelolaan yang bertanggung jawab, berkelanjutan dan bermanfaat.
Pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia di lakukan secara in situ maupun ex situ.
Pelestraian In situ adalah upaya pelestaraian langsung di alam. Misalnya di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kalimantan, Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional Ujung Kulon dll.
Pelestarian ex situ adalah upaya pelestraian dengan cara penangkaran yang dilakukan bukan di tempat hidup (habitat) asli suatu makhluk hidup. Misalnya untuk penangkaran hewan langka seperti badak, jalak bali, dengan lokasi penangakaran di kebun binatang , taman safari atau kebun raya.
SISTEM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
a. Sistem buatan ( Artifisial )
Pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia di lakukan secara in situ maupun ex situ.
Pelestraian In situ adalah upaya pelestaraian langsung di alam. Misalnya di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kalimantan, Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional Ujung Kulon dll.
Pelestarian ex situ adalah upaya pelestraian dengan cara penangkaran yang dilakukan bukan di tempat hidup (habitat) asli suatu makhluk hidup. Misalnya untuk penangkaran hewan langka seperti badak, jalak bali, dengan lokasi penangakaran di kebun binatang , taman safari atau kebun raya.
SISTEM KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
- Makhluk hidup sangat beraneka ragam, seluruh spesies baik hewan, tumbuhan, manusia dan mikroorganisme terdiri dari berjuta-juta individu. Antara satu spesies dengan spesies lain terdapat perbedaan antara lain ukuran, umur, bentuk tubuh, pola warna, jenis kelamin dll.
- karena keanekaragaman yang begitu besar, para ilmuan biologi mengembangkan suatu sistem yang memudahkan kita untuk mempelajari.Sistem tersebut dikenal dengan sistem klasifikasi.
- Sistem klasifikasi mahluk hidup dikelompokkan secara sistematis dan bertahap.
- Cabang ilmu biologi yang mengkaji pengelompokkan mahluk hidup disebut Taksonomi.
- Sistem klasifikasi mahluk hidup pertama kali dipelopori oleh Carolus Linnaeus pada abad ke 18.
- Pengelompokannya berdasarkan persamaan ciri dan pemberian nama dengan sistem tata nama ganda
- Macam-macam klasifikasi
a. Sistem buatan ( Artifisial )
- Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya).
- Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.
- Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan system alami menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM.
- Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami.
- Misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.
- Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859).
- Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya.
- Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.
- Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
- Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba.
- Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.
Langkah-langkah klasifikasi
Langkah-langkah klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
- Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk taksongenus.
- Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk taksonfamili.
- Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
- Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
- Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:
1. kingdom (kerajaan)
2. divisio untuk tumbuhan dan filum untuk hewan
3. kelas (classis)
4. ordo (bangsa)
5. famili (suku)
6. genus (marga)
7. spesies (jenis)
2. divisio untuk tumbuhan dan filum untuk hewan
3. kelas (classis)
4. ordo (bangsa)
5. famili (suku)
6. genus (marga)
7. spesies (jenis)
Contoh klasifikasi Harimau
Mengingat keperluannya, kadang-kadang di antara dua tingkatan terdapat sub-sub, seperti subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies. Demikian pula di bawah kelompok spesies masih ditempatkan kelompok varietas dan di bawah varietas terdapat strain. Semakin ke atas urutan tingkatan klasifikasi, hubungan kekerabatan makhluk hidup semakin jauh, sedangkan semakin ke bawah hubungan kekerabatannya semakin dekat
Sedangkan Pemberian nama ilmiah menurut kode internasional menggunakan tata nama ganda yang disebut Binomial nomenklatur. Suku kata pertama menunjukan nama genus dan kata kedua menunjukan nama spesies. Contoh Homo sapiens (manusia)
Beberapa Alternatif sistem klasifikasi
Penemu sistem ini adalah ilmuwan yang bernama Aristoteles (Yunani). Pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kingdom tumbuhan (Plantarum), memiliki ciri-ciri berdinding sel, berklorofil, dan berfotosintesis. Bakteri dan jamur meskipun tidak berklorofil tetap dimasukkan dalam kerajaan tumbuhan.
b. Kingdom hewan (Animalia), memiliki ciri-ciri tidak berdinding sel, tidak berklorofil dan dapat bergerak bebas, yang termasuk pada kingdom ini seperti Protozoa, Mollusca, Porifera, Coelenterata, Arthropoda, Echinodermata dan Chordata.
Penemu sistem kingdom ini adalah Ernest Haekel (Jerman) tahun 1866, pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kingdom Protista (Organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana)
b. Kingdom Plantae, yang temasuk dalam kingdom ini adalah alga, jamur, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
c. Kingdom Animalia, yang termasuk dalam kingdom ini adalah dari golongan Protozoa sampai golongan Chordata.
Penemu sistem 4 Herbert Coopeland. Pengelompokan makhluk hidup tersebut berdasarkan struktur sel yang dibedakan antara sel eukariotik, yaitu sel yang memiliki selaput inti, dan sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki selaput inti. Keempat kingdom itu antara lain:
a. Kingdom Monera, ciri-cirinya adalah memiliki inti tanpa membran (prokarion), contohnya bakteri dan ganggang biru.
b. Kingdom Pritista
c. Kingdom Plantae, meliputi semua ganggang kecuali ganggang biru, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
d. Kingdom Animalia, meliputi semua hewan, mulai dari Protozoa sampai Chordata.
R.H. Whittaker pada tahun 1969 mengelompokkan organisme menjadi lima dunia
berdasarkan tingkat organisme, kondisi inti sel, dan nutrisinya.
Adapun sistem klasifikasi lima kingdom ini adalah sebagai berikut.
a. Kingdom Monera, meliputi semua makhluk hidup atau organisme yang prokariotik, bersel satu, dan mikroskopis.
Contohnya, semua bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobakteri), misalnya Escherichia coli, Anabaena sp., dan Nostoc sp.
b. Kingdom Protista, sebagian besar terdiri atas organisme yang bersel satu, eukariotik, umumnya sudah memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan dan hewan.
Contohnya: Euglena, Paramecium, dan Amoeba.
c. Kingdom Fungi, memiliki ciri-ciri eukariotik, tidak berklorofil sehingga tidak berfotosintesis.
Contohnya: Mucor, Saccharomyces, Pleurotus (jamur tiram), Agaricus, dan lain-lain.
d. Kingdom Plantae, terdiri atas semua organisme eukariotik, bersel
banyak, berdinding sel yang mengandung selulosa, berklorofil, berfotosintesis,
autotrof. Kerajaan tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berspora (lumut, paku) dan berbiji.
Contohnya: padi, mawar, lumut hati, dan paku ekor kuda.
e. Kingdom Animalia: memiliki ciri-ciri eukariotik, bersel banyak, tidak berklorofil sehingga tidak berfotosintesis, tidak berdinding sel, heterotrof. Contohnya: burung, gajah, ular, ayam, dan sebagainya.
Sistem ini menganut bahwa virus dimasukkan dalam kingdom tersendiri, oleh karena itu tingkatan klasifikasi ada enam kingdom, Archaea , Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia
DETERMINASI ATAU IDENTIFIKASI
Selain mengadakan klasifikasi, tugas utama taksonomi lainnya
yang penting ialah pengenalan atau identifikasi. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identifikasi( Jati diri) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain adalah menentukan
namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi. Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah
determinasi yang diambil dari bahasa Belanda, yaitu determinatie yang artinya penentuan.
Penemu sistem ini adalah ilmuwan yang bernama Aristoteles (Yunani). Pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kingdom tumbuhan (Plantarum), memiliki ciri-ciri berdinding sel, berklorofil, dan berfotosintesis. Bakteri dan jamur meskipun tidak berklorofil tetap dimasukkan dalam kerajaan tumbuhan.
b. Kingdom hewan (Animalia), memiliki ciri-ciri tidak berdinding sel, tidak berklorofil dan dapat bergerak bebas, yang termasuk pada kingdom ini seperti Protozoa, Mollusca, Porifera, Coelenterata, Arthropoda, Echinodermata dan Chordata.
Penemu sistem kingdom ini adalah Ernest Haekel (Jerman) tahun 1866, pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kingdom Protista (Organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana)
b. Kingdom Plantae, yang temasuk dalam kingdom ini adalah alga, jamur, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
c. Kingdom Animalia, yang termasuk dalam kingdom ini adalah dari golongan Protozoa sampai golongan Chordata.
Penemu sistem 4 Herbert Coopeland. Pengelompokan makhluk hidup tersebut berdasarkan struktur sel yang dibedakan antara sel eukariotik, yaitu sel yang memiliki selaput inti, dan sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki selaput inti. Keempat kingdom itu antara lain:
a. Kingdom Monera, ciri-cirinya adalah memiliki inti tanpa membran (prokarion), contohnya bakteri dan ganggang biru.
b. Kingdom Pritista
c. Kingdom Plantae, meliputi semua ganggang kecuali ganggang biru, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
d. Kingdom Animalia, meliputi semua hewan, mulai dari Protozoa sampai Chordata.
R.H. Whittaker pada tahun 1969 mengelompokkan organisme menjadi lima dunia
berdasarkan tingkat organisme, kondisi inti sel, dan nutrisinya.
Adapun sistem klasifikasi lima kingdom ini adalah sebagai berikut.
a. Kingdom Monera, meliputi semua makhluk hidup atau organisme yang prokariotik, bersel satu, dan mikroskopis.
Contohnya, semua bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobakteri), misalnya Escherichia coli, Anabaena sp., dan Nostoc sp.
b. Kingdom Protista, sebagian besar terdiri atas organisme yang bersel satu, eukariotik, umumnya sudah memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan dan hewan.
Contohnya: Euglena, Paramecium, dan Amoeba.
c. Kingdom Fungi, memiliki ciri-ciri eukariotik, tidak berklorofil sehingga tidak berfotosintesis.
Contohnya: Mucor, Saccharomyces, Pleurotus (jamur tiram), Agaricus, dan lain-lain.
d. Kingdom Plantae, terdiri atas semua organisme eukariotik, bersel
banyak, berdinding sel yang mengandung selulosa, berklorofil, berfotosintesis,
autotrof. Kerajaan tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berspora (lumut, paku) dan berbiji.
Contohnya: padi, mawar, lumut hati, dan paku ekor kuda.
e. Kingdom Animalia: memiliki ciri-ciri eukariotik, bersel banyak, tidak berklorofil sehingga tidak berfotosintesis, tidak berdinding sel, heterotrof. Contohnya: burung, gajah, ular, ayam, dan sebagainya.
Sistem ini menganut bahwa virus dimasukkan dalam kingdom tersendiri, oleh karena itu tingkatan klasifikasi ada enam kingdom, Archaea , Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia
DETERMINASI ATAU IDENTIFIKASI
Selain mengadakan klasifikasi, tugas utama taksonomi lainnya
yang penting ialah pengenalan atau identifikasi. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identifikasi( Jati diri) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain adalah menentukan
namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi. Untuk istilah identifikasi sering juga digunakan istilah
determinasi yang diambil dari bahasa Belanda, yaitu determinatie yang artinya penentuan.
Identifikasi dengan Kunci Determinasi sederhana
Identifikasi merupakan kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi mencakup dua kegiatan, yaitu klasifikasi dan tata nama. Jadi, identifikasi adalah menentukan persamaan dan perbedaan antara dua makhluk hidup, kemudian menentukan apakah keduanya sama atau tidak, baru kemudian memberi nama.
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat pembanding berupa gambar, realia atau specimen (awetan hewan dan tumbuhan), hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi. Kunci identifikasi disebut juga kunci determinasi.
Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Namun, sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci modern untuk identifikasi.
Salah satu kunci identifikasi ada yang disusun dengan menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternatif (dua ciri yang saling berlawanan) sehingga disebut kunci dikotomis. Cara menggunakan kunci determinasi antara lain sebagai berikut :
- Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu nomor 1a.
- Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada makhluk hidup yang diamati.
- Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus beralih pada pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai. Misalnya, pernyataan 1a tidak sesuai, beralihlah ke pernyataan 1b.
- Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki organisme yang diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan pembacaan kunci pada nomor yang sesuai dengan nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci.
- Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang diamati, alternatif lainnya akan gugur. Sebagai contoh, kunci determinasi memuat pilihan:
- tumbuhan berupa herba, atau
- tumbuhan berkayu. Jika yang dipilih adalah 1a (tumbuhan berupa herba), pilihan 1b gugur.
- Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum dari makhluk hidup yang diamati.
Kata Kunci :
cara menggunakan kunci determinasi untuk mengidentifikasi suatu tanaman,contoh kunci dikotom,determinasi biologi adalah,kunci derteminasi,Kunci determinasi sederhana,kunci determinasi tumbuhan
sumber :
http://www.almansyahnis.com/2013/10/sistem-klasifikasi-makhluk-hidup.html
http://baltasaraha.blogspot.com/2013/06/materi-kelas-x-semester-i-klasifikasi.html
Rating:
100%
based on 10 ratings.
5 user reviews.
Indonesia Bebas Internet
BalasHapusFungsi Keanekaragaman Hayati
Fungsi Jaringan Tumbuhan